Reposting dari catatan Yusuf Mansyur
=O=
Muncul pertanyaan di
benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka?
Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Ketika beliau melihat
neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah
aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian)
wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian
ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka
kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.
Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu
yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai)
niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada
dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka,
beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka
telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk
onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal
wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim
dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Bagi para muslimah
atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak
naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah
bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba
ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin
masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!
Memang, berlayar
mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang
muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu
agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik
dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang
menyertainya. Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak
rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta
dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti
ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi
bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran
kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus
rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti
tidak bisa!
Jika kita cermati
hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa
wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
Pertama, kufur
terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan,
seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang
panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal
seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan
suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah
tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada
suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah
bin ‘Amr).
Kedua, durhaka
terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka
dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika
seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau
keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam
perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika
memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak
syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan
hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota
tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya
padahal suaminya menginginkan hal itu.
Jika demikian
keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap
suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti
hawa nafsu belaka.
Jalan ke surga memang
tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui
rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini
Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.
Sementara, jalan
menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat
tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka
telah menyambut dengan beragam siksa-Nya.
Lalu, bagaimana
caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?
Jangan pesimis, masih
banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin
menjadi penduduk minoritas di surga.
Masih ingat kan,
ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan
apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta
taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia
kehendaki.”
Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan
sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang
benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain
puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum
sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan
banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil
yang tidak kita sadari.
=O=
Amiiiin.
Posting Komentar